Minggu, 30 Maret 2014

Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Seperti yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses mengumpulkan informasi dan pemberian makna. Perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada kenyataan bahwa sebuah fenomena seringkali dimaknai secara berbeda oleh orang berbeda. Sebagai contoh, hampir semua orang tahu dan boleh jadi mengiyakan bahwa istilah “jam karet” selalu berkonotasi buruk – tidak tepat waktu, tidak menghargai waktu atau suka ngulur-ulur waktu. Meski demikian ada sebagian orang yang melihat sisi positif dari jam karet. Seorang mahasiswa Jepang yang melakukan studi tentang jam karet di Indonesia menganggap bahwa jam karet adalah sebuah kenyataan bahwa orang Indonesia sangat fleksibel. Contoh ini memberi gambaran bahwa fenomena yang sama dimaknai secara berbeda oleh orang yang berbeda. Perbedaan pemaknaan ini salah satunya disebabkan karena sudut pandang dalam melihat fenomena tersebut berbeda sehingga persepsi masing-masing juga berbeda.

Persepsi yang salah dapat menimbulkan keputusan yang salah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi :
1. Faktor pada situasi
Situasi di mana interaksi antara sang pengamat dan target terjadi memiliki pengaruh pada kesan si pengamat terhadap targetnya. Berbagai faktor situasional dapat berperan seperti faktor tempat, panas, maupun cahaya. Persepsi orang tentang teknologi terkini yang dianggap canggih mungkin akan berubah di waktu-waktu mendatang ketika teknologi baru yang lebih canggih muncul dan menggantikan predesessornya.
- Keadaan Sosial
- Lingkungan Keluarga
- Waktu
2. Faktor pada perseptor
- Sikap : Sikap seseorang sangat mempengaruhi persepsi yang dibentuknya akan hal-hal di sekitarnya. sebagai contoh, ketika ingin mewawancarai para kandidat yang akan mengisi satu posisi penting yang membutuhkan keahlian dalam bernegosiasi dengan supplier dalam perusahaan, Mr. X mungkin berpendapat bahwa pria merupakan pilihan yang tepat dibandingkan dengan wanita, karena wanita di sini dinilai tidak akan mampu melakukan pekerjaan ini dengan baik, terutama bila negosiasi berjalan dengan alot dan pelik. Sikap yang disertai dengan asumsi seperti ini akan mempengaruhi persepsi Mr. X terhadap para kandidat perempuan yang dia wawancarai.
- Pengalaman : Pengetahuan atau kejadian yang telah didapatkan dan dialami seseorang. Contohnya, ketika secara tidak sengaja pernah menyaksikan suatu tragedi pembunuhan, seseorang menjadi tidak bisa melihat warna merah karena orang tersebut mengasosiasikan warna merah sebagai warna yang buruk.
- Harapan/ Ekspektasi : Gambaran atau ilustrasi yang membentuk sebuah pencitraan terhadap sebuah keadaan. Contohnya seseorang  yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan penampilan yang meyakinkan akan dinilai sebagai orang yang kompeten di bidangnya.
- Motif dan Kepentingan : Motif dan kepentingan di balik tindakan yang dilakukan seseorang yang mampu menstimulasi dan memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan persepsi mereka akan segala sesuatu. Seseorang yang ambisius dan berkeinginan untuk meraih kekuasaan akan melihat orang-orang di sekelilingnya sebagai kompetitor yang harus ia kalahkan guna tercapainya tujuan.
3. Faktor pada target/objek
Karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Bahkan, orang-orang, benda maupun kejadian-kejadian yang mempunyai kemiripan satu sama lain juga memiliki kecenderungan untuk dikategorikan ke dalam suatu kelompok tertentu. Contohnya, apabila beberapa orang mahsiswi sering terlihat bersama-sama dan kesemuanya memiliki potongan rambut yang sama, kebanyakan orang akan mempersepsikan mereka sebagai sebuah kelompok yang tidak hanya memiliki kesamaan ciri-ciri fisik, tapi juga sifat-sifatnya.
- Hal baru
- Latar belakang
- Kedekatan
- Gerakan
Selain faktor diatas, ada juga Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, antara lain :
· Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
· Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
· Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
· Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
· Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
· Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
· Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
· Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
· Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
· Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
· Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh dinamika yang terjadi dalam diri seseorang. Ketika ia mendengar, mencium, melihat, merasa atau bagaimana ia memandang suatu objek yang melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya.



Teori Atribusi adalah teori yang mengungkapkan bahwa individu mengamati perilaku ,mereka mencoba menentukan factor yang menjadi penyebabnya. Teori ini mencoba menggambarkan kounikasi seseorang yang berusaha meneliti, menilai dan menyimpulkan sebab-sebab dari suatu tindakan atau tingkah laku yang di lakukan orang lain.

Contohnya : Allen sedang mengikuti sebuah seminar dibalai desa, Allen melihat penceramah tersebut gelagapan, keringat dingin dan bicara terbata-bata, sehingga Allen bisa menilai tindakan dari penceramah itu. Ia mengatakan atau mengambil kesimpulan bahwa penceamah itu grogi atau tidak siap dalam presentasi yang di bawa dalam seminar tersebut.

Kita cenderung meremehkan factor dari luar dan melebih-lebihkan factor internal.

Contohnya : Rudi adalah seorang mantan narapidana yang baru bebas dari penjara. Semua masyarakat melihatnya sebagai seorang narapidana yang penuh dengan kekerasan, brutal dan berkriminal walaupun ia telah berubah menjadi sosok yang sopan dan ramah sekarang, namun pandangan orang sekitar terlalu melebih-lebihkan mengenai sosoknya yang lekat dengan seorang mantan narapidana.

Teori lain berkenaan dengan teori Atribusi dikemukakan oleh Kelley (1967) yang mencoba menjelaskan penilaian terhadap alas an tingkah laku seseorang dengan lebih luas.

Ada 3 faktor yang menjelaskan penilaian terhadap tingkah laku seseorang :

  1. kekhususan (distingtif)
seorang individu memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Contohnya : Arif adalah sosok ayah yang suka marah-marah dan kasar di keluarganya namun ketika ia bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang asisten manajer, saat ia bersama dengan atasannya, ia menjadi seseorang yang penurut dan suka menjilat. Hal ini di lakukan demi kepentingan pekerjaannya.

  1. consensus
seorang individu memperlihatkan cara ia bereaksi dalam situasi dan perilaku yang sama.
Contohnya : Alisa adalah seorang ibu yang memiliki 2 orang anak yang nakal dan bandel. Ia memilki kesabaran dan kelembutan dalam menasehati dan mengajari kedua anaknya dalam situasi apapun ia tetap sabar dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.

  1. konsistensi
seorang individu yang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.
Contohnya : ibu Nurhayati adalah seorang guru sekolah dasar yang sabar dan ramah. Dalam menghadapi masalah dalam kehidupan pribadi atau sosialnya, baik sebagai guru atau seorang istri atau seorang ibu, ia selau menjadi sosok yang sabar dan ramah dari waktu dan waktu dalam situasi dan kondisi apapun. Ia menunjukkan reaksi yang sama dalam menghadapi masalah apapun.

Faktor-faktor yang digunakan dalam menilai orang lain :

1.      selective perception (persepsi selektif)
sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan mereka untuk lingkungan mereka.
contohnya : dalam menilai suatu barang, tentu setiap individu memilki persepsi yang berbeda-beda. Seperti saat Ana dan Riska pergi ke sebuah toko dan ingin membeli sebuah tas. Ana merasa tas itu tidak cocok untuk Riska, namun Riska mengatakan tas itu cocok. Maka Riska tetap membeli tas tersebut tanpa melihat sudut pandang dari Ana.

2.      Hallo effect(efek hallo)
Sebuah frase yang terjadi ketika seseorang mengambil kesan menyeluruh akan seseorang atau sesuatu hanya dari 1 karakteristik utama yang di miliki.
Contohnya : produk Apple terkenal canggih. Karena itu banyak orang membeli iIphone 5s karena iphone 5s dari apple yang terkenal canggih.

3.      contrast effect (efek kontras)
sebuah proses yang mengevaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang di pengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru di temui yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik yang sama.
Contohnyav : saat bertemu dengan Jeni dan Maya, Leo langsung membandingkan keduanya, mana yang lebih cantik. Menurut Leo Jeni lebih cantik. Namun berbeda dengan Joni yang mengatakan Maya lebih cantik. Di sini terlihat ada 2 pendapat yang berbeda terhadap 1 karakteristik yang sama. Yaitu kedua gadis itu sama-sama cantik namun, ada pendapat yang berbeda antara mana yang lebih cantik Jeni atau Maya.

4.      Projection
Sebuah proses dimana individu menghubungkan karakteristiknya sendiri dengan orang lain.
Contohnya : Heri adalah seorang pemuda yang sedang mendekati seorang gadis bernama Heni, ia merasa dirinya adalah sosok yang keras dan tidak mau kalah, di sini ia melihat bagaimana karakteristik Heni, apakah ia juga memilki karakteristik yang sama, jika iya ia tidak mau mendekati Heni lagi, karena karakteristik mereka yang sama, bisa membuat mereka tidak cocok. Di sini Heri membandingkan dirinya dengan Heni.

5.      stereotyping
sebuah penilaian terhadap seseorang hanya dari persepsi terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat di kategorikan.
Contohnya : Ahmad adalah seorang pria asli Madura, maka teman-temannya dapat memandang dia sebagai seseorang yang kasar dan pelit. Karena karakteristik orang Madura yang kasar dan pelit.
 


Aplikasi yang specific dari organisasi dalam menilai calon pekerjanya
       Interview pekerja (wawancara) : pada bagian ini wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak akurat
       Eksepktasi performa (pengharapan kinerja) : ada banyak bukti menunjukan bahwa individu akan berusaha untuk mengesahkan persepsi mereka tentang kenyataan, bahkan ketika persepsi tersebut salah
       Pembentukan Profil (suku and etnis) : pembentukan stereotip dimana satu kelompok individu dipilih biasanya berdasarkan rasa atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi
       Penilaian kinerja : penilaian kinerja sangat bergantung pada proses pengiterpretasian. Masa depan seorang karyawan berhubungan erat dengan penilaian promosi, kenaikan bayaran dan kelanjutan pekerjaan merupakan beberapa hasil yang paling nyata
       Employee Effort : penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distosi – distorsi dan prasangka perseptual.

Keputusan yang dibuatsecararasional
  1. Mendefinisikan masalah.
  2. Identifikasi kriteria keputusan.
  3. Mengalokasikan bobot untuk kriteria.
  4. Mengembangkan alternatif.
  5. Mengevaluasi alternatif.
  6. Pilih alternatif terbaik.

Asumsi di dasarkan::
       1. Kejelasan Masalah
       2. Mengetahui opsi yang ada
       3. Preferensi yang jelas
       4. Preferensi konstant
       5. Tidak ada pembatas
       6. Hasil maksimal


Rasionalitasterbatas

Kemampuan pengolahan informasi terbatas manusia tidak memungkinkan untuk mengasimilasi dan memahami semua informasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan
Jadi orang-orang mencari solusi yang memuaskan dan cukup, daripada optimal (mereka "satisfice")
Rasionalitas dibatasi adalah membangun model sederhana yang mengekstrak fitur penting dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya



Pengambilan keputusan pada rasionalitas terbatas:
a.       Pencarian terbatas untuk kriteria dan alternatif-alternatif kriteria akrab dan mudah ditemukan, contohnya: dalam pengambilan keputusan saat menetukan tempat wisata yang akan dikunjungi saat liburan semester, beberapa murid mulai memberikan pendapat tempat wisata yang bagus, setelah mendapat tempat wisata dengan pilihan terbanyak, maka tempat wisata tersebut yang akan dikunjungi karena disenangi oleh sebagian besar murid.
b.      Penelaahan terbatas alternatif-alternatif fokus, contoh: seseorang menyampaikan pendapatnya tentang suatu hal, bisa berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialaminya secara langsung.
c.       Satisficing, merupakan gabungan antara pengambilan keputusan dengan cara pertama dan kedua, dimana seseorang yang mempunyai pendapat pribadi, menyampaikan pendapatnya yang kemudian akan meminta pendapat orang lain untuk menyetujui pendapat yang disampaikannya.

Common Biases and Error:
a.       Overconfidence Bias, biasanya terjadi pada seseorang yang mempunyai kepintaran tinggi sehingga membuat kepercayaan diri menjadi terlalu tinggi, sehingga sering melakukan hal-hal yang cenderung tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya, misalnya saat berbagi pengalaman dengan teman lama yang baru bertemu, Ray yang merasa lebih pintar dan memiliki pengalaman lebih dibandingkan dengan teman-temannya, mulai menceritakan pengalaman-pengalamannya, hingga akhirnya melenceng dari topik yang mereka bicarakan.
b.      Anchoring Bias, kecenderungan seseorang mempercayai informasi awal yang diterimanya, biasa tidak bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan informasi terbaru, sehingga agak sulit untuk mengikuti perkembangan yang ada.
c.       Confirmation Bias, saat seseorang ingin memastikan kembali informasi yang telah didapatkan, sehingga bisa mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan, biasanya saat melakukan order makanan di sebuah restoran, para pelayan restoran akan mengulang kembali jenis pesanan yang kita pesan, agar tidak ada kesalahan pemesanan.
d.      Avaibility Bias, kecenderungan meyesuaikan sesuatu dengan informasi yang tersedia, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan bila informasi yang disampaikan kurang jelas.
e.      Escalation of Commitment, kesalahan ini biasa terjadi pada seseorang yang telah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, contoh: suatu hari karena sudah berjanji temannya untuk lulus dari matapelajaran yang susah, John terpaksa memberi contekan kepada temannya, sampai akhirnya perbuatan curang tersebut diketahui oleh pengawas.
f.        Hindsight Bias, kecenderungan seseorang yang menganggap dirinya tidak bisa memperkirakan hasil akhir suatu perisitwa secara akurat.



Kendala dalam pengambilan keputusan dalam organisasi:
-       Evaluasi Kinerja, hal ini bisa menghambat pengambilan keputusan jika, misalnya pada saat perusahaan akan mengambil keputusan untuk meningkatkan standar kerja terdapat kinerja karyawan yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan organisasi, sehingga menghambat keputusan untuk meningkatkan standar kerja.
-       Sistem Reward mempunyai dampak baik dan kurang baik, dampak baiknya bisa memicu semangat karyawan untuk selalu memberikan yang terbaik agar bisa mencapai reward tersebut, tetapi dengan adanya sistem reward, bisa meningkatkan persaingan antar karyawan sehingga bisa menciptakan perpecahan antar karyawan.
-       Peraturan Formal, jika terlalu terikat dengan suatu peraturan formal bisa membuat seseorang akan sulit untuk megambil suatu keputusan karena harus berdasarkan peraturuan formal yang berlaku, misalnya saat ingin mengambil keputusan, Ken harus menunggu jawaban dari atasannya, sehingga tidak bisa mengambil keputusan secara langsung.
-       Kendala Waktu, waktu mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan, waktu yang terlalu singkat bisa membuat seseorang mengambil keputusan terlalu cepat sehingga bisa saja tidak memikirkan kendala-kendala kedepannya, sedangkan jika terlalu lama, bisa juga menggagalkan karena waktu yang terlalu panjang, bisa membuat seseorang berpikir terlalu lama, bahkan cenderung membatalkan pengambilan keputusan.
-       Preseden Sejarah, pengalaman masa lalu biasanya dijadikan ceriman atau sebagai bahan pelajaran untuk kedepannya, jika mempunyai pengalaman yang buruk, maka seseorang akan cenderung mengulangi kejadian yang sama seperti sebelumnya, meskipun hasilnya belum pasti baruk seperti sebelumnya.

Kerangka etis untuk melakukan pengambilan keputusan:
-       Utilitarian, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar, contoh: seorang pemimpin rela untuk berkorban demi menolong para anggota-anggotanya yang berada dalam kesusahan, meskipun dia mengetahui dia bisa saja membahayakan dirinya, tetapi dia melakukannya.
-       Rights, membuat keputusan yang konsisten yang berdasarkan pada kebebasan dan hak yang mendasar, misalnya saat seseorang akan mengambil keputusan, selain didasarkan pada kebaikan terbesar, juga harus memikirkan hak-hak dari orang lain yang tidak bisa dilupakan.
-       Justice, menegakkan dan memberlakukan peraturan secara adil dan tidak memihak sehingga ada pemerataan manfaat dan biaya. Mengambil keputusan secara adil, sehingga setiap orang yang merasakan dampak dari pengambilan keputusan tersebut tidak ada yang merasa dirugikan.

Implikasi Global biasanya bergantung pada latar belakang budaya dan etika seseorang, cara berpikir dan kepercayaan seseorang bisa mengubah caranya dalam mengambil keputusan.  

1 komentar:

  1. Why Vegas Casinos Are The Best Way To Play Slots And
    However, 김천 출장안마 because there 충청북도 출장안마 are plenty of 충청북도 출장샵 casino 이천 출장마사지 games on offer, a better way to play them is through a simple computer-generated 파주 출장안마 interface. The most common slot machine

    BalasHapus