Menurut pandangan kelompok kami, nilai itu sebuah
alat tolak ukur yang bisa bersifat data atau pun tidak, dan nilai itu sendiri mampu
merubah persepsi kita akan sesuatu hal.
Ada beberapa jenis nilai yang pertama
Ada yang disebut dengan nilai konten yaitu menyatakan
suatu tindakan atau keadaan itu penting
Ada juga yang disebut dengan nilai intensitas
yaitu menjelaskan seberapa
penting tindakan atau keadaan tersebut
Menurut
RVS ada 2 tipe nilai yaitu
1.
Nilai terminal yaitu dimana ada
keadaan atau tujuan yang di inginkan
Contoh: adanya kecenderungan
seseorang untuk mencapai sesuatu untuk mendapatkan suatu penghargaan atas apa
yang dia kerjakan
2.
Nilai instrumental yaitu dimana
seseorang melakukan langkah-langkah konkrit seperti usaha, berbuat jujur,
bertanggung jawab untuk mencapai nilai terminal
Contoh: seseorang akan melakukan
sesuatu yang baik dan benar dalam pekerjaannya untuk mendapatkan suatu award
dari atasannya akan apa yang dia telah lakukan untuk mencapai nilai terminal
Sikap adalah pernyataan
atau penilaian evaluatif menyangkut benda, orang, atau kejadian.
Komponen sikap:
¡
Kognitif : bagian dari sikap yang berupa pendapat atau kepercayaan
¡
Afektif : bagian dari sikap
yang berupa perasaan atau emosional
¡
Perilaku : kemauan untuk berperilaku secara tertentu
terhadap seseorang atau sesuatu
Jenis-jenis sikap:
1.
Job Satisfaction adalah
kepuasan seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan. Contoh: Andi yang
ditugaskan untuk menjalankan sebuah proyek pembangunan oleh atasannya, setelah
proyek tersebut selesai dan dinilai oleh atasannya, ternyata sang atasan sangat
senang dengan hasil kerja Andi, sehingga Andi mendapat pujian. Dari pujian yang
didapatkan Andi, akan membawa kepuasan sendiri bagi Andi, jika mendapat proyek
berikutnya, Andi pasti akan memberikan yang terbaik lagi dalam menjalakan
pekerjaan.
2.
Job Involvement merujuk pada
bagaimana keterlibatan seseorang dalam pekerjaannya, berpartisipasi secara
aktif, dan membandingkan performanya dengan nilainya sendiri. Contoh: Budi
masuk kedalam suatu kepanitiaan yang diadakan di kampusnya. Sebagai anggota
dalam salah satu divisi kerja, Budi tidak hanya menunggu aba-aba dari
koordinator divisinya, tetapi karena merasa memiliki tanggung jawab, Budi
sering mengambil inisiatif mengenai hal yang harus dikerjakan.
3.
Organizational Commitment
merujuk pada bagaimana keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi beserta
dengan tujuan-tujuannya dan ingin menjaga keanggotaannya dalam suatu organisasi
. Contoh: untuk menjaga komitmen
restoran untuk selalu memberikan produk makanan dengan kualitas terbaik, Ahmad
yang berprofesi sebagai juru masak pada salah satu restoran terkenal selalu
menyajikan makanan dengan rasa dan kualitas yang baik sesuai dengan komitmen.
Cognitive
dissonance adalah ketidakcocokan antara sikap dan
perilaku yang ditunjukkan, misalnya Nadia yang mempunyai sikap dan pembawaan
tenang, tetapi ketika lagi bergaul dengan teman lamanya yang jarang bertemu,
Nadia yang mempunyai banyak pengalaman baru untuk diceritakan, Nadia yang
mempunyai pembawaan tenang, tiba-tiba berubah menjadi orang yang suka
bercerita.
Menurut Festinger, ada beberapa hal yang
dapat mengurangi terjadinya dissonance, yaitu: kepentingan, pengaruh, dan
penghargaan. Jading jika seseorang tidak memiliki kepentingan pada suatu
masalah, tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan, dan tidak
mendapatkan penghargaan, maka seseorang tidak memiliki tekanan yang besar untuk
mengurangi adanya dissonance.
Cara-cara mengelola variable:
• Importance (kepentingan):
sikap yang dianggap penting cenderung menunjukkan hubungan yang kuat dengan
perilaku.
• Specificity (kejelasan):
semakin jelas sikap dan perilaku, semakin kuat hubungan di antara keduanya.
• Accesibility (jangkauan):
sikap yang mudah dijangkau (diingat) lebih cenderung menentukan perilaku
seseorang.
• Social pressusres (tekanan sosial):
ketika ada tekanan sosial yang tinggi dalam suatu kelompok, maka seseorang cenderung
akan bersikap dan berperilaku seperti yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Contoh: Awalnya Marco adalah anak yang kurang disiplin, tetapi
sewaktu masuk SMA Marco dimasukkan ke asrama sekolah oleh orang tuanya. Marco
yang kurang disiplin agak kesulitan dalam membagi waktu sesuai ketentuan
asrama, seiring berjalannya waktu Marco menjadi bisa menyesuaikan diri dengan
jadwal kegiatan asrama dan menjadi lebih disiplin.
• Direct experience (pengalaman langsung):
hubungan sikap-perilaku jauh lebih kuat jika
seseorang memiliki pengalaman langsung dengan suatu sikap tertentu. Contoh: Vito
sangat suka mengganggu teman sekelasnya, banyak temannya yang mulai tidak
senang dengan sikap Vito yang sering mengganggu. Suatu ketika, perbuatannya itu
mendapat teguran langsung dari guru, sehingga teguran itu membuat Vito sadar
ata perbuatannya yang kurang menyenangkan dan merugikan orang lain, dan Vito
mulai berubah sejak ditegur oleh guru.
Self-perception
theory adalah sikap digunakan setelah fakta untuk membuat suatu
tindakan yang telah dilakukan menjadi masuk akal. Ketika seseorang sudah
memiliki sikap yang jelas dan telah dibina selama waktu tertentu, maka sikap
itu yang akan menentukan perilakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar