Minggu, 30 Maret 2014

Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Seperti yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses mengumpulkan informasi dan pemberian makna. Perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada kenyataan bahwa sebuah fenomena seringkali dimaknai secara berbeda oleh orang berbeda. Sebagai contoh, hampir semua orang tahu dan boleh jadi mengiyakan bahwa istilah “jam karet” selalu berkonotasi buruk – tidak tepat waktu, tidak menghargai waktu atau suka ngulur-ulur waktu. Meski demikian ada sebagian orang yang melihat sisi positif dari jam karet. Seorang mahasiswa Jepang yang melakukan studi tentang jam karet di Indonesia menganggap bahwa jam karet adalah sebuah kenyataan bahwa orang Indonesia sangat fleksibel. Contoh ini memberi gambaran bahwa fenomena yang sama dimaknai secara berbeda oleh orang yang berbeda. Perbedaan pemaknaan ini salah satunya disebabkan karena sudut pandang dalam melihat fenomena tersebut berbeda sehingga persepsi masing-masing juga berbeda.

Persepsi yang salah dapat menimbulkan keputusan yang salah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi :
1. Faktor pada situasi
Situasi di mana interaksi antara sang pengamat dan target terjadi memiliki pengaruh pada kesan si pengamat terhadap targetnya. Berbagai faktor situasional dapat berperan seperti faktor tempat, panas, maupun cahaya. Persepsi orang tentang teknologi terkini yang dianggap canggih mungkin akan berubah di waktu-waktu mendatang ketika teknologi baru yang lebih canggih muncul dan menggantikan predesessornya.
- Keadaan Sosial
- Lingkungan Keluarga
- Waktu
2. Faktor pada perseptor
- Sikap : Sikap seseorang sangat mempengaruhi persepsi yang dibentuknya akan hal-hal di sekitarnya. sebagai contoh, ketika ingin mewawancarai para kandidat yang akan mengisi satu posisi penting yang membutuhkan keahlian dalam bernegosiasi dengan supplier dalam perusahaan, Mr. X mungkin berpendapat bahwa pria merupakan pilihan yang tepat dibandingkan dengan wanita, karena wanita di sini dinilai tidak akan mampu melakukan pekerjaan ini dengan baik, terutama bila negosiasi berjalan dengan alot dan pelik. Sikap yang disertai dengan asumsi seperti ini akan mempengaruhi persepsi Mr. X terhadap para kandidat perempuan yang dia wawancarai.
- Pengalaman : Pengetahuan atau kejadian yang telah didapatkan dan dialami seseorang. Contohnya, ketika secara tidak sengaja pernah menyaksikan suatu tragedi pembunuhan, seseorang menjadi tidak bisa melihat warna merah karena orang tersebut mengasosiasikan warna merah sebagai warna yang buruk.
- Harapan/ Ekspektasi : Gambaran atau ilustrasi yang membentuk sebuah pencitraan terhadap sebuah keadaan. Contohnya seseorang  yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan penampilan yang meyakinkan akan dinilai sebagai orang yang kompeten di bidangnya.
- Motif dan Kepentingan : Motif dan kepentingan di balik tindakan yang dilakukan seseorang yang mampu menstimulasi dan memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan persepsi mereka akan segala sesuatu. Seseorang yang ambisius dan berkeinginan untuk meraih kekuasaan akan melihat orang-orang di sekelilingnya sebagai kompetitor yang harus ia kalahkan guna tercapainya tujuan.
3. Faktor pada target/objek
Karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Bahkan, orang-orang, benda maupun kejadian-kejadian yang mempunyai kemiripan satu sama lain juga memiliki kecenderungan untuk dikategorikan ke dalam suatu kelompok tertentu. Contohnya, apabila beberapa orang mahsiswi sering terlihat bersama-sama dan kesemuanya memiliki potongan rambut yang sama, kebanyakan orang akan mempersepsikan mereka sebagai sebuah kelompok yang tidak hanya memiliki kesamaan ciri-ciri fisik, tapi juga sifat-sifatnya.
- Hal baru
- Latar belakang
- Kedekatan
- Gerakan
Selain faktor diatas, ada juga Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, antara lain :
· Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
· Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
· Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
· Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
· Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
· Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
· Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
· Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
· Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
· Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
· Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh dinamika yang terjadi dalam diri seseorang. Ketika ia mendengar, mencium, melihat, merasa atau bagaimana ia memandang suatu objek yang melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya.



Teori Atribusi adalah teori yang mengungkapkan bahwa individu mengamati perilaku ,mereka mencoba menentukan factor yang menjadi penyebabnya. Teori ini mencoba menggambarkan kounikasi seseorang yang berusaha meneliti, menilai dan menyimpulkan sebab-sebab dari suatu tindakan atau tingkah laku yang di lakukan orang lain.

Contohnya : Allen sedang mengikuti sebuah seminar dibalai desa, Allen melihat penceramah tersebut gelagapan, keringat dingin dan bicara terbata-bata, sehingga Allen bisa menilai tindakan dari penceramah itu. Ia mengatakan atau mengambil kesimpulan bahwa penceamah itu grogi atau tidak siap dalam presentasi yang di bawa dalam seminar tersebut.

Kita cenderung meremehkan factor dari luar dan melebih-lebihkan factor internal.

Contohnya : Rudi adalah seorang mantan narapidana yang baru bebas dari penjara. Semua masyarakat melihatnya sebagai seorang narapidana yang penuh dengan kekerasan, brutal dan berkriminal walaupun ia telah berubah menjadi sosok yang sopan dan ramah sekarang, namun pandangan orang sekitar terlalu melebih-lebihkan mengenai sosoknya yang lekat dengan seorang mantan narapidana.

Teori lain berkenaan dengan teori Atribusi dikemukakan oleh Kelley (1967) yang mencoba menjelaskan penilaian terhadap alas an tingkah laku seseorang dengan lebih luas.

Ada 3 faktor yang menjelaskan penilaian terhadap tingkah laku seseorang :

  1. kekhususan (distingtif)
seorang individu memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
Contohnya : Arif adalah sosok ayah yang suka marah-marah dan kasar di keluarganya namun ketika ia bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang asisten manajer, saat ia bersama dengan atasannya, ia menjadi seseorang yang penurut dan suka menjilat. Hal ini di lakukan demi kepentingan pekerjaannya.

  1. consensus
seorang individu memperlihatkan cara ia bereaksi dalam situasi dan perilaku yang sama.
Contohnya : Alisa adalah seorang ibu yang memiliki 2 orang anak yang nakal dan bandel. Ia memilki kesabaran dan kelembutan dalam menasehati dan mengajari kedua anaknya dalam situasi apapun ia tetap sabar dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.

  1. konsistensi
seorang individu yang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.
Contohnya : ibu Nurhayati adalah seorang guru sekolah dasar yang sabar dan ramah. Dalam menghadapi masalah dalam kehidupan pribadi atau sosialnya, baik sebagai guru atau seorang istri atau seorang ibu, ia selau menjadi sosok yang sabar dan ramah dari waktu dan waktu dalam situasi dan kondisi apapun. Ia menunjukkan reaksi yang sama dalam menghadapi masalah apapun.

Faktor-faktor yang digunakan dalam menilai orang lain :

1.      selective perception (persepsi selektif)
sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan mereka untuk lingkungan mereka.
contohnya : dalam menilai suatu barang, tentu setiap individu memilki persepsi yang berbeda-beda. Seperti saat Ana dan Riska pergi ke sebuah toko dan ingin membeli sebuah tas. Ana merasa tas itu tidak cocok untuk Riska, namun Riska mengatakan tas itu cocok. Maka Riska tetap membeli tas tersebut tanpa melihat sudut pandang dari Ana.

2.      Hallo effect(efek hallo)
Sebuah frase yang terjadi ketika seseorang mengambil kesan menyeluruh akan seseorang atau sesuatu hanya dari 1 karakteristik utama yang di miliki.
Contohnya : produk Apple terkenal canggih. Karena itu banyak orang membeli iIphone 5s karena iphone 5s dari apple yang terkenal canggih.

3.      contrast effect (efek kontras)
sebuah proses yang mengevaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang di pengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru di temui yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik yang sama.
Contohnyav : saat bertemu dengan Jeni dan Maya, Leo langsung membandingkan keduanya, mana yang lebih cantik. Menurut Leo Jeni lebih cantik. Namun berbeda dengan Joni yang mengatakan Maya lebih cantik. Di sini terlihat ada 2 pendapat yang berbeda terhadap 1 karakteristik yang sama. Yaitu kedua gadis itu sama-sama cantik namun, ada pendapat yang berbeda antara mana yang lebih cantik Jeni atau Maya.

4.      Projection
Sebuah proses dimana individu menghubungkan karakteristiknya sendiri dengan orang lain.
Contohnya : Heri adalah seorang pemuda yang sedang mendekati seorang gadis bernama Heni, ia merasa dirinya adalah sosok yang keras dan tidak mau kalah, di sini ia melihat bagaimana karakteristik Heni, apakah ia juga memilki karakteristik yang sama, jika iya ia tidak mau mendekati Heni lagi, karena karakteristik mereka yang sama, bisa membuat mereka tidak cocok. Di sini Heri membandingkan dirinya dengan Heni.

5.      stereotyping
sebuah penilaian terhadap seseorang hanya dari persepsi terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat di kategorikan.
Contohnya : Ahmad adalah seorang pria asli Madura, maka teman-temannya dapat memandang dia sebagai seseorang yang kasar dan pelit. Karena karakteristik orang Madura yang kasar dan pelit.
 


Aplikasi yang specific dari organisasi dalam menilai calon pekerjanya
       Interview pekerja (wawancara) : pada bagian ini wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak akurat
       Eksepktasi performa (pengharapan kinerja) : ada banyak bukti menunjukan bahwa individu akan berusaha untuk mengesahkan persepsi mereka tentang kenyataan, bahkan ketika persepsi tersebut salah
       Pembentukan Profil (suku and etnis) : pembentukan stereotip dimana satu kelompok individu dipilih biasanya berdasarkan rasa atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi
       Penilaian kinerja : penilaian kinerja sangat bergantung pada proses pengiterpretasian. Masa depan seorang karyawan berhubungan erat dengan penilaian promosi, kenaikan bayaran dan kelanjutan pekerjaan merupakan beberapa hasil yang paling nyata
       Employee Effort : penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distosi – distorsi dan prasangka perseptual.

Keputusan yang dibuatsecararasional
  1. Mendefinisikan masalah.
  2. Identifikasi kriteria keputusan.
  3. Mengalokasikan bobot untuk kriteria.
  4. Mengembangkan alternatif.
  5. Mengevaluasi alternatif.
  6. Pilih alternatif terbaik.

Asumsi di dasarkan::
       1. Kejelasan Masalah
       2. Mengetahui opsi yang ada
       3. Preferensi yang jelas
       4. Preferensi konstant
       5. Tidak ada pembatas
       6. Hasil maksimal


Rasionalitasterbatas

Kemampuan pengolahan informasi terbatas manusia tidak memungkinkan untuk mengasimilasi dan memahami semua informasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan
Jadi orang-orang mencari solusi yang memuaskan dan cukup, daripada optimal (mereka "satisfice")
Rasionalitas dibatasi adalah membangun model sederhana yang mengekstrak fitur penting dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya



Pengambilan keputusan pada rasionalitas terbatas:
a.       Pencarian terbatas untuk kriteria dan alternatif-alternatif kriteria akrab dan mudah ditemukan, contohnya: dalam pengambilan keputusan saat menetukan tempat wisata yang akan dikunjungi saat liburan semester, beberapa murid mulai memberikan pendapat tempat wisata yang bagus, setelah mendapat tempat wisata dengan pilihan terbanyak, maka tempat wisata tersebut yang akan dikunjungi karena disenangi oleh sebagian besar murid.
b.      Penelaahan terbatas alternatif-alternatif fokus, contoh: seseorang menyampaikan pendapatnya tentang suatu hal, bisa berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialaminya secara langsung.
c.       Satisficing, merupakan gabungan antara pengambilan keputusan dengan cara pertama dan kedua, dimana seseorang yang mempunyai pendapat pribadi, menyampaikan pendapatnya yang kemudian akan meminta pendapat orang lain untuk menyetujui pendapat yang disampaikannya.

Common Biases and Error:
a.       Overconfidence Bias, biasanya terjadi pada seseorang yang mempunyai kepintaran tinggi sehingga membuat kepercayaan diri menjadi terlalu tinggi, sehingga sering melakukan hal-hal yang cenderung tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya, misalnya saat berbagi pengalaman dengan teman lama yang baru bertemu, Ray yang merasa lebih pintar dan memiliki pengalaman lebih dibandingkan dengan teman-temannya, mulai menceritakan pengalaman-pengalamannya, hingga akhirnya melenceng dari topik yang mereka bicarakan.
b.      Anchoring Bias, kecenderungan seseorang mempercayai informasi awal yang diterimanya, biasa tidak bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan informasi terbaru, sehingga agak sulit untuk mengikuti perkembangan yang ada.
c.       Confirmation Bias, saat seseorang ingin memastikan kembali informasi yang telah didapatkan, sehingga bisa mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan, biasanya saat melakukan order makanan di sebuah restoran, para pelayan restoran akan mengulang kembali jenis pesanan yang kita pesan, agar tidak ada kesalahan pemesanan.
d.      Avaibility Bias, kecenderungan meyesuaikan sesuatu dengan informasi yang tersedia, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan bila informasi yang disampaikan kurang jelas.
e.      Escalation of Commitment, kesalahan ini biasa terjadi pada seseorang yang telah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, contoh: suatu hari karena sudah berjanji temannya untuk lulus dari matapelajaran yang susah, John terpaksa memberi contekan kepada temannya, sampai akhirnya perbuatan curang tersebut diketahui oleh pengawas.
f.        Hindsight Bias, kecenderungan seseorang yang menganggap dirinya tidak bisa memperkirakan hasil akhir suatu perisitwa secara akurat.



Kendala dalam pengambilan keputusan dalam organisasi:
-       Evaluasi Kinerja, hal ini bisa menghambat pengambilan keputusan jika, misalnya pada saat perusahaan akan mengambil keputusan untuk meningkatkan standar kerja terdapat kinerja karyawan yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan organisasi, sehingga menghambat keputusan untuk meningkatkan standar kerja.
-       Sistem Reward mempunyai dampak baik dan kurang baik, dampak baiknya bisa memicu semangat karyawan untuk selalu memberikan yang terbaik agar bisa mencapai reward tersebut, tetapi dengan adanya sistem reward, bisa meningkatkan persaingan antar karyawan sehingga bisa menciptakan perpecahan antar karyawan.
-       Peraturan Formal, jika terlalu terikat dengan suatu peraturan formal bisa membuat seseorang akan sulit untuk megambil suatu keputusan karena harus berdasarkan peraturuan formal yang berlaku, misalnya saat ingin mengambil keputusan, Ken harus menunggu jawaban dari atasannya, sehingga tidak bisa mengambil keputusan secara langsung.
-       Kendala Waktu, waktu mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan, waktu yang terlalu singkat bisa membuat seseorang mengambil keputusan terlalu cepat sehingga bisa saja tidak memikirkan kendala-kendala kedepannya, sedangkan jika terlalu lama, bisa juga menggagalkan karena waktu yang terlalu panjang, bisa membuat seseorang berpikir terlalu lama, bahkan cenderung membatalkan pengambilan keputusan.
-       Preseden Sejarah, pengalaman masa lalu biasanya dijadikan ceriman atau sebagai bahan pelajaran untuk kedepannya, jika mempunyai pengalaman yang buruk, maka seseorang akan cenderung mengulangi kejadian yang sama seperti sebelumnya, meskipun hasilnya belum pasti baruk seperti sebelumnya.

Kerangka etis untuk melakukan pengambilan keputusan:
-       Utilitarian, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar, contoh: seorang pemimpin rela untuk berkorban demi menolong para anggota-anggotanya yang berada dalam kesusahan, meskipun dia mengetahui dia bisa saja membahayakan dirinya, tetapi dia melakukannya.
-       Rights, membuat keputusan yang konsisten yang berdasarkan pada kebebasan dan hak yang mendasar, misalnya saat seseorang akan mengambil keputusan, selain didasarkan pada kebaikan terbesar, juga harus memikirkan hak-hak dari orang lain yang tidak bisa dilupakan.
-       Justice, menegakkan dan memberlakukan peraturan secara adil dan tidak memihak sehingga ada pemerataan manfaat dan biaya. Mengambil keputusan secara adil, sehingga setiap orang yang merasakan dampak dari pengambilan keputusan tersebut tidak ada yang merasa dirugikan.

Implikasi Global biasanya bergantung pada latar belakang budaya dan etika seseorang, cara berpikir dan kepercayaan seseorang bisa mengubah caranya dalam mengambil keputusan.  

Selasa, 18 Maret 2014



Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian:
1.    Faktor keturunan, merujuk pada faktor generic seseorang, tinggi badan, bentuk wajahgender,temperamen,komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologispsikologis, dan psikologis bawaan dari individu, misalnya warna mata seorang anak yang berwarna coklat, biasanya merupakan keturunan dari warna mata salah satu orang tuanya.
2.    Faktor Lingkungan, contohnya Andi yang tinggal di lingkungan dimana para tetangganya ramah, karena telah terbiasa dengan lingkungan sekitar tempat tinggal yang ramah, maka secara tidak langsung membawa dampak kepada Andi untuk selalu ramah kepada setiap orang yang ditemuinya.
3.    Faktor situasi, faktor situasi biasanya bisa merubah kepribadian seseorang secara tiba-tiba dimana, karena adanya tekanan dari sekitarnya membuat kepribadian seseorang menjadi berubah, contoh: Mike adalah seorang murid berkepribadian tenang, pada saat mengikuti pertandingan olahraga antar kelas, karena panasnya tensi pertandingan yang berlangsung, bisa memacu emosi Mike, sehingga bermain cenderung kasar.
The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : adalah salah satu kerangka kerja kepribadian dengan 100 pertanyaan yang menanyakan kepada orang bagaimana mereka biasanya bertindak atau merasa dalam situasi tertentu. Individu pada akhirnya akan diklasifikasikan sebagai ekstrovet (E) dan intovert (I), sensing (S) atau intuitif (N), berpikir (T) atau merasa (F), dan memahami (P) atau menilai (J). Yang terbagi menjadi 16 jenis kepribadian:
ISTJ (Bertanggungjawab)
  • Serius, tenang, stabil & damai.
  • Senang pada fakta, logis, obyektif, praktis & realistis.
  • Task oriented, tekun, teratur, menepati janji, dapat diandalkan & bertanggung jawab.
  • Pendengar yang baik, setia, hanya mau berbagi dengan orang dekat.
  • Memegang aturan, standar & prosedur dengan teguh.
ISFJ (Setia)
  • Penuh pertimbangan, hati-hati, teliti dan akurat.
  • Serius, tenang, stabil namun sensitif.
  • Ramah, perhatian pada perasaan & kebutuhan orang lain, setia, kooperatif, pendengar yang baik.
  • Punya kemampuan mengorganisasi, detail, teliti, sangat bertanggungjawab & bisa diandalkan.
ISTP (Pragmatis)
  • Tenang, pendiam, cenderung kaku, dingin, hati-hati, penuh pertimbangan.
  • Logis, rasional, kritis, obyektif, mampu mengesampingkan perasaan.
  • Mampu menghadapi perubahan mendadak dengan cepat dan tenang.
  • Percaya diri, tegas dan mampu menghadapi perbedaan maupun kritik.
  • Mampu menganalisa, mengorganisir, & mendelegasikan.
  • Problem solver yang baik terutama untuk masalah teknis & keadaan mendadak.
ISFP (Artistik)
  • Berpikiran simpel & praktis, fleksibel, sensitif, ramah, tidak menonjolkan diri, rendah hati pada kemampuannya.
  • Menghindari konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilainya pada orang lain.
  • Biasanya tidak mau memimpin tetapi menjadi pengikut dan pelaksana yang setia.
  • Seringkali santai menyelesaikan sesuatu, karena sangat menikmati apa yang terjadi saat ini.
  • Menunjukkan perhatian lebih banyak melalui tindakan dibandingkan kata-kata.
INFJ (Reflektif)
  • Perhatian, empati, sensitif & berkomitmen terhadap sebuah hubungan.
  • Sukses karena ketekunan, originalitas dan keinginan kuat untuk melakukan apa saja yang diperlukan termasuk memberikan yg terbaik dalam pekerjaan.
  • Idealis, perfeksionis, memegang teguh prinsip.
  • Visioner, penuh ide, kreatif, suka merenung dan inspiring.
  • Biasanya diikuti dan dihormati karena kejelasan visi serta dedikasi pada hal-hal baik.
INTJ (Independen)
  • Visioner, punya perencanaan praktis, & biasanya memiliki ide-ide original serta dorongan kuat untuk mencapainya.
  • Mandiri dan percaya diri.
  • Punya kemampuan analisa yang bagus serta menyederhanakan sesuatu yang rumit dan abstrak menjadi sesuatu yang praktis, mudah difahami & dipraktekkan.
  • Skeptis, kritis, logis, menentukan (determinatif) dan kadang keras kepala.
  • Punya keinginan untuk berkembang serta selalu ingin lebih maju dari orang lain.
  • Kritik & konflik tidak menjadi masalah berarti.

INFP (Idealis)
  • Sangat perhatian dan peka dengan perasaan orang lain.
  • Penuh dengan antusiasme dan kesetiaan, tapi biasanya hanya untuk orang dekat.
  • Peduli pada banyak hal. Cenderung mengambil terlalu banyak dan menyelesaikan sebagian.
  • Cenderung idealis dan perfeksionis.
  • Berpikir win-win solution, mempercayai dan mengoptimalkan orang lain.
INTP (Konseptual)
  • Sangat menghargai intelektualitas dan pengetahuan. Menikmati hal-hal teoritis dan ilmiah. Senang memecahkan masalah dengan logika dan analisa.
  • Diam dan menahan diri. Lebih suka bekerja sendiri.
  • Cenderung kritis, skeptis, mudah curiga dan pesimis.
  • Tidak suka memimpin dan bisa menjadi pengikut yang tidak banyak menuntut.
  • Cenderung memiliki minat yang jelas. Membutuhkan karir dimana minatnya bisa berkembang dan bermanfaat. Jika menemukan sesuatu yang menarik minatnya, ia akan sangat serius dan antusias menekuninya.
ESTP (Spontan)
  • Spontan, Aktif, Enerjik, Cekatan, Cepat, Sigap, Antusias, Fun dan penuh variasi.
  • Komunikator, asertif, to the point, ceplas-ceplos, berkarisma, punya interpersonal skill yang baik.
  • Baik dalam pemecahan masalah langsung di tempat. Mampu menghadapi masalah, konflik dan kritik. Tidak khawatir, menikmati apapun yang terjadi.
  • Cenderung untuk menyukai sesuatu yang mekanistis, kegiatan bersama dan olahraga.
  • Mudah beradaptasi, toleran, pada umumnya konservatif tentang nilai-nilai. Tidak suka penjelasan terlalu panjang. Paling baik dalam hal-hal nyata yang dapat dilakukan.
ESFP (Murah Hati)
  • Outgoingeasygoing, mudah berteman, bersahabat, sangat sosial, ramah, hangat, & menyenangkan.
  • Optimis, ceria, antusias, fun, menghibur, suka menjadi perhatian.
  • Punya interpersonal skill yang baik, murah hati, mudah simpatik dan mengenali perasaan orang lain. Menghindari konflik dan menjaga keharmonisan suatu hubungan.
  • Mengetahui apa yang terjadi di sekelilingnya dan ikut serta dalam kegiatan tersebut.
  • Sangat baik dalam keadaan yang membutuhkan common sense, tindakan cepat dan ketrampilan praktis.
ENFP (Optimis)
  • Ramah, hangat, enerjik, optimis, antusias, semangat tinggi, fun.
  • Imaginatif, penuh ide, kreatif, inovatif.
  • Mampu beradaptasi dengan beragam situasi dan perubahan.
  • Pandai berkomunikasi, senang bersosialisasi & membawa suasana positif.
  • Mudah membaca perasaan dan kebutuhan orang lain.
ENTP (Inovatif – Kreatif)
  • Gesit, kreatif, inovatif, cerdik, logis, baik dalam banyak hal.
  • Banyak bicara dan punya kemampuan debat yang baik. Bisa berargumentasi untuk senang-senang saja tanpa merasa bersalah.
  • Fleksibel. Punya banyak cara untuk memecahkan masalah dan tantangan.
  • Kurang konsisten. Cenderung untuk melakukan hal baru yang menarik hati setelah melakukan sesuatu yang lain.
  • Punya keinginan kuat untuk mengembangkan diri.
ESTJ (Konservatif – Disiplin)
  • Praktis, realistis, berpegang pada fakta, dengan dorongan alamiah untuk bisnis dan mekanistis.
  • Sangat sistematis, procedural dan terencana.
  • Disiplin, on time dan pekerja keras.
  • Konservatif dan cenderung kaku.
  • Tidak tertarik pada subject yang tidak berguna baginya, tapi dapat menyesuaikan diri jika diperlukan.
  • Senang mengorganisir sesuatu. Bisa menjadi administrator yang baik jika mereka ingat untuk memperhatikan perasaan dan perspektif orang lain.
ESFJ (Harmonis)
  • Hangat, banyak bicara, populer, dilahirkan untuk bekerjasama, suportif dan anggota kelompok yang aktif.
  • Membutuhkan keseimbangan dan baik dalam menciptakan harmoni.
  • Selalu melakukan sesuatu yang manis bagi orang lain. Kerja dengan baik dalam situasi yang mendukung dan memujinya.
  • Santai, easy going, sederhana, tidak berfikir panjang.
  • Teliti dan rajin merawat apa yang ia miliki.



ENFJ (Meyakinkan)
  • Kreatif, imajinatif, peka, sensitive, loyal.
  • Pada umumnya peduli pada apa kata orang atau apa yang orang lain inginkan dan cenderung melakukan sesuatu dengan memperhatikan perasaan orang lain.
  • Pandai bergaul, meyakinkan, ramah, fun, populer, simpatik. Responsif pada kritik dan pujian.
  • Menyukai variasi dan tantangan baru.
  • Butuh apresiasi dan penerimaan.
ENTJ (Pemimpin Alami)
  • Tegas, asertif, to the point, jujur terus terang, obyektif, kritis, & punya standard tinggi.
  • Dominan, kuat kemauannya, perfeksionis dan kompetitif.
  • Tangguh, disiplin, dan sangat menghargai komitmen.
  • Cenderung menutupi perasaan dan menyembunyikan kelemahan.
  • Berkarisma, komunikasi baik, mampu menggerakkan orang.
  • Berbakat pemimpin.

5 dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri dan meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yaitu :
  1. Extraversion dan introversion menggambarkan kecenderungan seseorang dalam menghadapi dunia luar. Para extravert cenderung berorientasi terhadap hal-hal dan dunia di luar dirinya, sedangkan para introvert cenderung berorientasi pada hal-hal dan dunia di dalam dirinya.
  2. Agreeableness adalah sikap menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain.
  3. Conscientiousness adalah sikap untuk menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya.
  4. Neuroticism adalah sikap menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping  response yang mal adaptif.
  5. Openness to experience adalah sikap untuk  menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa.


Komponen Utama Kepribadian yang memengaruhi PERILAKU ORGANISASI

       Locus of control
       Locus of Control atau (loc) :bagaimana seorang individu mengartikan sebab musabab dari suatu peristiwa.
Locus of Control ada dua
       1.Internal  locus of control:  Seseorang dengan internal locus of control adalah mereka yang merasa bertanggungjawab atas kejadian – kejadian tertentu.
Contoh:Dalam ujian Akhir Nasional seorang siswa memperoleh nilai grade yang rendah sehingga menyebabkan ia tidak dapat masuk PTN di Jakarta, sehingga ia berfikir bahwa memang kemampuan intelegensi yang dimilikinya kurang

2.External locus of control:  Seseorang dengan External Locus of Control adalah mereka  yang seringkali menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, keadaan dirinya, atau kekuatan – kekuatan lainya di luar dirinya.
Contoh: Dalam UAN seorang siswa dapat lolos masuk PTN di Jakarta karena dia mencobanya berulang - ulang. Sehingga Ia berfikir baahwa ia dapat masuk  PTN  karena faktor keberuntungan, peminat yang mendaftar di PTN tersebut sedikit atau nilai grade di PTN tersebut turun.

       Machiavellianism – contoh sederhana menurut saya ketika kita menjalankan sebuah ujian, mungkin kalau di ukur dengan kemampuan real kita nilai yang akan kita peroleh itu adalah 60, nah bagaimana caranya supaya dia bisa memperoleh nilai 80?yaitu dengan melakukan manipulasi entah dengan nyontek, mengubah data dsb, untukmendapatkan sesuatu yang lebih dari dalam dirinya
       Self-esteem – contohnya  Seorang yang kurang memperhatikan penampilan yang baik, pakaian yang dikenakan jarang diganti, sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap bagi orang sekitarnya. Saat orang dengan bahasa tubuh, maupun ucapan langsung yang menyangkut dirin yaitu, ia langsung tersinggung, dengan mengatakan ”apa urusan denganmu ? “
       Self-monitoring – ciri kepribadian yang mengukur kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya pada faktor-faktor situasional luar. Seorang yang tinggi dalam pemantauan diri mempunyai kemampuan adaptasi  yang besar dalam menyesuaikan perilaku mereka terhadap faktor situasional luar.

       Risk taking – seseorang  yang mengambil suatu keputusan yang cenderung berdasarkan insting atau perkiraan mereka, berani meghadapi resiko dari keputusan yang ia ambil tanpa mencermati sesuatu hal dari sudut pandang yang lain
v  Type A personality- adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif dalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.


Holland mengidentifikasi enam tipe karakteristik jenis pekerjaan yang di sukai dan cocok.
1.    Tipe realistik : Lebih menyukai kegiatan fisik yang menuntut ketrampilan dan koordinasi, contoh: Joe adalah anak yang tidak langsung menarik kesimpulan dari apa yang diceritakan temannya, melainkan mencari data fakta yang dia temukan disekitarnya.
2.    Tipe Menyelidik : menyukai pekerjaan yang melibatkan pemikiran,organisasi dan pemahaman, contoh: Doni menyukai hal-hal yang berupa pemecahan suatu masalah.
3.    Tipe Sosial : menyukai kegiatan yang melibatkan bantuan dan pengembangan, contoh: Yuni  merupakan orang yang mudah bergaul dengan semua orang, dengan sifatnya yang mudah bergaul membuat Yuni bisa mendapatkan informasi dari orang-orang disekitarnya.
4.    Tipe Konvensional : menyukai peraturan dan tata tertib, orang dengan tipe konvensional biasanya menjalakn pekerjaannya dengan teratur sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, dan menaati semua peraturan yang berlaku.
5.    Tipe Pengusaha : menyukai kegiatan yang verbal, dimana ada kesempatan untuk memengaruhi orang lain, dengan kemampouan komunikasi verbal yang dimilikinya, orang dengan tipe ini bisa mempengaruhi orang lain, sehingga bisa melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang disampaikan.
6.    Tipe Artistik : menyukai hal hal yang bersifat seni dan abstrak, biasanya orang dengan tipe ini menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan seni, biasanya berprofesi sebagai desainer, actor, dan seniman.
 
Emotions
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Emosi berperan penting dalam jalannya sebuah organisasi. Sebuah organisasi yang mampu mengatasi keadaan emosi dari organisasi yang dimiliki maka organisasi tersebut bisa berjalan dengan mulus dan baik. Tentu tujuan perusahaan pun dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Dengan adanya rasa takut, marah, frustasi dan benci maka semua emosi itu dapat mempengaruhi kinerja organisasi menjadi kurang maksimal.
Contoh dari emosi adalah Budi seorang karyawan dari sebuah perusahaan ternama di Surabaya, ia memiliki seorang istri dan seorang anak. Sebelum ia pergi kekantor tempat ia bekerja, ia terlibat percecokan dengan tetangganya yang membuat emosinya menjadi meluap-luap dan tak tertahankan, ia pun tidak konsentrasi pada pekerjaannya karena emosinya yang meninggi, hal ini mempengaruhi kinerjanya di kantor.
Emotional Labor
Kerja emosional adalah situasi saat seorang karyawan mengekspresikan emosi-emosi yang diinginkan dalam organisasi dimana ia bekerja. Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan terkait pelayanan, tetapi kerja emosional dapat relevan untuk semua jenis pekerjaan.
Contoh dari  emotional  labor Andi bekerja di sebuah bank, sebagai seorang customer service. Untuk pekerjaannya itu ia di haruskan terus senyum dan ramah terhadap client –clientnya.  Agar pelayanannya terhadap clientnya dapat di terima baik, maka ia harus menjaga sikap dan emosinya. Ia harus menempatkan dirinya sebagai seorang customer service yang ramah terhadap clientnya.
Emosi yang dirasakan versus Emosi yang ditampilkan
Emosi  yang dirasakan adalah emosi sebenarnya yang dirasakan dari seorang individu terhadap suatu kondisi dan situasi. Sedangkan emosi yang di tampilkan adalah emosi yang diharuskan organisasi untuk di tampilkan oleh pekerjaan dan dipandang sesuai dalam pekerjaan tertentu.
Contohnya adalah Rani seorang pramugari yang bekerja di sebuah maskapai penerbangan. Sebagai seorang pramugari ia harus membuat para penumpang nyaman dan senang. Rani yang bekerja pada hari itu, bertemu dengan seorang penumpang yang menyebalkan dan cerewet, ia meminta banyak hal seperti menambah minuman, makanan atau pun mengajak ngobrol hal-hal yang tidak penting. Namun Rani sebagai seorang pramugari harus melayani penumpangnya sebaik dan seramah mungkin agar penumpang itu nyaman dan merasa di layani dengan baik. Di sini Rani menutupi emosinya terhadap penumpang tersebut, walaupun ia jengkel dan merasa terganggu, namun ia harus dapat menahan emosinya. Disini ia merasakan emosi yang meluap-meluap terhadap penumpang tersebut, namun ia harus menampilkan emosinya itu untuk tetap tenang dan melayani penumpang itu dengan ramah.
Dimensi Emosi
1.       Varietas                      :bermacam-macamnya bentuk dari emosi seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan ,  dan kejutan yang ada dalam diri manusia.
2.       Intensitas                   : ekspresi  yang berbeda dari intensitas emosi yang sama bisa disebabkan dari kepribadian ataupun tuntutan di tempat kerja.
3.       Frekuensidandurasi               : frekuensi dan durasi yang di perlukan untuk tenaga kerja juga harus disesuaikan dengan frekuensi dan durasi yang di miliki tenaga kerja tersebut.


Gender dan emotions
Perbedaan jenis kelamin dalam mengatasi emosi memang berbeda. Wanita dan pria berbeda dalam mengatasi emosi. Wanita cenderung lebih menunjukkan emosi yang lebih besar di bandingkan pria. Wanita juga mengalami emosi yang lebih besar dan menggunakan perasaan.Berbeda dengan pria yang kadang lebih menggunakan logika dan sabar.Tapi semuanya tergantung juga pada masing-masing pribadi.

Contohnya  Anton  dan Mery berpacaran. Dan suatu hari mereka mengalami pertengkaran hebat. Dalam kasus ini terjadi kesalahpahaman Antara  Anton dengan Mery. Mery  yang merasa  Anton bersalah. Ia pun meluap-luapkan kemarahannya pada Anton. Karena Mery lebih menggunakan perasaannya. Ia merasa telah di kecewakan. Sehingga emosinya meninggi. Namun Anton hanya bisa diam dan merasa bersalah. Ia hanya bisa dengan tenang menjelaskan yang sebetulnya terjadi.

 Jenis kelamin dan emosi
Bukti menunjukkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam hal emosi adalah bila menyangkut reaksi emosional dan kemampuan untuk membaca orang lain. Wanita menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mengalami emosi secara lebih hebat, lebih nyaman dalam mengungkapkan emosi, lebih baik dalam membaca petunjuk-petunjuk non-verbal dan paralinguistik, dan lebih sering menampilkan ekspresi dari emosi yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan.

Teori Peristiwa Afektif ( affective events theory )
Emosi dan suasana hati adalah bagian penting dari kehidupan kita, khususnya kehidupan pekerjaan kita. Affective Events Theory menunjukkan bahwa karyawan bereaksi secara emosional pada hal-hal yang terjadi pada mereka di tempat kerja.
Teori tersebut dimulai dengan mengenali bahwa emosi adalah sebuah respons terhadap peristiwa dalam lingkungan kerja. Peristiwa – peristiwa kerja tersebut memicu reaksi emosi positif atau negatif.
Akhirnya, emosi-emosi mempengaruhi sejumlah variable kinerja dan kepuasan seperti perilaku kewargaan organisasional,komitmen organisasional, tingkat usaha, maksud-maksud untuk berhenti,dan penyimpangan tempat kerja.

OB Applications of Understanding Emotions
•Ability and Selection
–Emosi mempengaruhi efektivitas karyawan.
•Decision Making
–Emosi adalah bagian penting dari proses pengambilan keputusan dalam organisasi.
•Motivation
–Komitmen emosional untuk bekerja dan motivasi yang tinggi sangat terkait.
•Leadership
–Emosi adalah penting untuk penerimaan pesan dari pemimpin organisasi.
•Interpersonal Conflict
–Konflik di tempat kerja dan emosi individu sangat terjalin.
•Customer Services
–Emosi mempengaruhi kualitas pelayanan yang disampaikan kepada pelanggan yang, pada gilirannya, mempengaruhi hubungan dengan pelanggan.
•Deviant Workplace Behaviors
–Emosi negatif menyebabkan penyimpangan karyawan (tindakan yang melanggar norma-norma dan mengancam organisasi).
•Produktivitas kegagalan
•Pencurian properti Dn kehancuran
•Tindakan Politik
•Agresi Pribadi

Ability and Selection
Emotional Intelligence
•Bermacam-macam keterampilan nonkognitif, kemampuan, dan kompetensi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan lingkungan dan tekanan.

 Batasan-batasan eksternal terhadap emosi ada 2 :
- Pengaruh organisasional, menyesuaikan dengan perangkat emosional yang dicari organisasi.
- Pengaruh budaya, menyesuaikan dengan norma-norma budaya di negara setempat.